Langsung ke konten utama

Bukan Scrum

Belakangan cukup sering terdengar orang membicarakan Scrum hingga sempet terpikir "Se-hype ini kah Scrum sekarang?". Ini jelas berbeda jauh jika dibanding tahun sebelumnya. Orang-orang masih sangat awam dengan istilah "Scrum". Namun apakah ketenaran Scrum saat ini (setidaknya saat tulisan ini dibuat) berbanding lurus dengan pemahaman orang tentang Scrum yang sebenarnya? lalu...

Bagaimana Scrum yang benar?

Scrum pertamakali dipresentasikan oleh para pendirinya yaitu Ken Schwaber and Jeff Sutherland di OOPSLA Conference pada tahun 1995 hingga Scrum terdokumentasi dalam Scrum Guide (Panduan Scrum) yang mereka kembangkan hingga saat ini. Scrum Guide tidak hanya menjadi referensi yang autentik bagi seluruh praktisi scrum namun juga menjadi tolak ukur Scrum atau Bukan Scrum.
Jika berbicara "Scrum yang benar", yaitu Scrum yang dijalankan merujuk ke Scrum Guide. Sebaliknya, Scrum tanpa merujuk ke Scrum Guide itu berarti bisa dibilang Bukan Scrum. Pernyataan ini ditegaskan juga di catatan penutup dalam Scrum Guide.

Scrum Guides - End Notes

Modifikasi Scrum

Selain ramai perbincangan tentang Scrum, tak jarang juga saya mendengar orang-orang begitu bangga karna telah "memodifikasi Scrum". Beberapa dari mereka membuat istilah baru untuk Scrum yang sudah dimodifikasi nya. Lucunya, yang menyebutkan bahwa mereka berhasil memodifikasi Scrum ala mereka malah tidak paham Scrum sama sekali, bahkan beberapa orang baru tau Scrum Guide.
Sebenarnya tidak bisa dibilang "modifikasi" kalau kita sendiri tidak tau bentuk "original" dari hal yang kita modifikasi tersebut. Begitupun jika kita melakukan hal-hal yang tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Scrum Guide, itu bukan modifikasi. Misalnya Daily Scrum dengan cara standup meeting, durasi Sprint dilakukan 1 minggu. Ada juga yang bilang sudah berhasil memodifikasi Scrum dengan mengurangi hal-hal yang tercantum dalam Scrum Guide, seperti tidak ada Daily Scrum dan Sprint Retrospektif. Itu jelas bukan scrum. Mungkin ini bisa dibilang modifikasi, tapi apakah hal ini baik untuk tim? dan apakah bisa dikatakan "Scrum"?
Kita tidak dilarang melakukan improvement tentang "bagaimana caranya" selama memang tidak menghilangkan esensi Scrum dan mengurangi apa yang ada di Scrum Guide. Namun ini bukanlah modifikasi.

Shu-Ha-Ri


Kali ini saya tidak akan bahas lebih rinci tentang Shu-Ha-Ri, mungkin kamu bisa baca beberapa referensi berikut yang cukup singkat dan jelas : https://en.wikipedia.org/wiki/Shuhari (Wikipedia), https://martinfowler.com/bliki/ShuHaRi.html (Martin Fowler). Istilah Shu-Ha-Ri ini sering dijadikan alasan untuk menjalankan Scrum tanpa melihat Scrum Guide. Beberapa mengaku sudah di fase Ri dan merasa tidak perlu melihat panduan Scrum, cukup lakukan saja apa yang mereka ingin lakukan. Menurut saya ini hal yang aneh, apa bisa kita ada di fase Ri tanpa melewati Shu dan Ha? Perlu pertanyakan juga apa benar sudah melewati fase Shu dan Ha?
Saya pribadi belum pernah hidup di lingkungan yang mengadopsi fase shu-ha-ri dalam implementasi Scrum, namun mendengar cerita dari beberapa teman saya justru penasaran dan agak ragu juga terutama dengan yang mengaku punya Scrum sendiri karna sudah di fase Ri.
Saya juga tertarik dengan pernyataan salah satu teman saya bahwa meskipun berada di level Ri, segala element yang ada Scrum akan tetap diperlukan tentunya untuk menjaga esensi dan pilar dari Scrum. Jadi catatan akhir di Scrum Guide tentang "bukan Scrum" cukup relevan. Berada di fase manapun (Shu, Ha atau Ri), mengurangi salah satu elemen yang ada di Scrum Guide adalah bukan Scrum.

Belum Scrum

Disuatu diskusi saya dan beberapa teman tentang "Bukan Scrum" ada salah satu teman yang kurang setuju dengan label "Bukan Scrum". Dia menganggap pernyataan itu hanya akan membuat orang yang ingin mengadopsi Scrum tidak semangat / kontra produktif. Bagi sebagian orang mendapat pengakuan kalau dia sudah adopsi Scrum di tim atau lingkungan kerjanya adalah suatu kebanggaan. Mungkin ini efek salah satu dari hits nya Scrum di Jaman Now kali ya. Terkesan : "Lo belum gaul kalo gak pake Scrum". 
Namun mengaku menjalankan Scrum tapi tidak sesuai dengan panduan atau bahkan tidak tau apa itu Scrum Guide bukankah justru itu hal yang memalukan? Saya seringkali merasa demikian karna belum menjalankan Scrum seutuhnya sesuai dengan Scrum Guide. Dengan "Belum Scrum" memotivasi saya untuk terus menjalankan esensi Scrum, menjaga pilar dan nilai-nilai Scrum sehingga saya merasa belum puas karna ya memang faktanya menjalankan Scrum berdasarkan Scrum Guide saja tidak mudah.
Setiap membaca ulang Scrum Guide sering nemu poin yang seolah-olah baru. Tak jarang juga inspirasi datang. Inspirasi untuk selalu melakukan improvement (bukan modifikasi) agar tim maupun pribadi bisa terus belajar meningkatkan kualitas dalam mengadopsi Scrum.
"Scrum is a never ending Journey" kata-kata itu saya dapat dari coach Joshua Partogi yang selalu saya ingat ketika pernah kita berada dititik merasa puas / stuck.

Kesimpulannya, silahkan buka kembali Scrum Guide untuk mengukur apakah kamu sudah melakukan Scrum dengan benar atau sebenarnya Bukan Scrum?
Kamu juga bisa bergabung dengan Komunitas Scrum agar kamu bisa memvalidasi pengetahuan yang didapat, saling berbagi serta saling mengingatkan agar kita harus berada pada jalur yang benar tidak tersesat apalagi menyesatkan orang ;).

Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan sungkan untuk bertanya, berdiskusi atau memberikan saran di kolom komentar. Silahkan bagikan artikel ini dengan menuliskan sumbernya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Proyek Dalam Sudut Pandang Scrum

Di Scrum Guide, Scrum disebut sebagai kerangka kerja proses yang telah digunakan untuk mengelola pengembangan produk kompleks. Pengembangan produk dengan proyek adalah hal yang berbeda. Sebagai referensi bisa lihat gambar berikut:   atau bisa lihat slide lengkapnya di:  Starting out with Scrum from Joshua Partogi . Definisi Proyek Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proyek adalah  rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya) dan dengan saat penyelesaian yang tegas. Tiga kata yang digarisbawahi adalah poin dasar dari sebuah proyek yaitu rencana atau budget, sasaran atau scoope  dan saat (waktu) atau time . Begitu pun beberapa para ahli mendefinisikan proyek sebagai berikut: Heizer dan Render (2006:81) menjelaskan bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama. Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:2) menjelaskan bahwa proyek adalah usaha

Mencari Teknik Pengembangan "Agile" Terbaik dengan Scrum agar menjadi Agile

"Agile" sangat erat kaitannya dengan pengembangan perangkat lunak (Agile Software Development), meskipun saat ini ramai dibicarakan di luar pengembangan perangkat lunak juga. Berbicara definisi "Agile", saat ini banyak orang mendefinisikan berdasarkan versinya masing-masing. Namun ketika merujuk kepada Agile Manifesto , Agile bisa dibilang sekumpulan nilai dan prinsip yang diterapkan ketika mengembangkan perangkat lunak. Kali ini saya berbagi sedikit pengalaman (karna pengalaman saya memang masih sedikit :D) dalam mengembangkan perangkat lunak dengan mengadopsi Scrum dan metodologi. Loh bukannya Scrum itu metodologi ya? Ya bukan, silahkan baca definisinya di sini .  Kurang lebih setahun yang lalu, saya bersama tim mengembangkan sebuah produk perangkat lunak dari nol hingga saat ini pengembangan masih berlanjut dan produk terus disempurnakan untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Produk yang dikembangkan tersebut sebenarnya bukanlah produk yang benar-benar